Entri Populer

Selasa, 25 Maret 2014



TULISAN II

PEMAKAIAN METODE ILMIAH UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN ILMIAH

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah harus menggunakan metode ilmiah dan harus dengan bukti yang otentik dan nyata.

Metode ilmiah

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis, Ilmuan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut di uji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Langkah-langkah penulisan ilmiah

1.     Perumusan masalah. Pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya.

2.     Penyusunan kerangka. Berpikir dalam pengajuan hipotesis argumentasi yang menjelaskan hubungan yang terdapat antara berbagai factor yang saling mengikat.

3.     Perumusan hipotesis. Jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaan yang materinya merupakan kesimpulan.

4.     Pengujian hipotesis. Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesisnya diajukan untuk memperlihatkan apakah ada fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut.

5.     Penarikan kesimpulan. Penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.

Karakteristik Metode Ilmiah

1.     Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
 
2.     Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
 
3.     Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.

4.     Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat di pertanggung jawabkan.

5.     Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

Kriteria metode ilmiah

1.     Berdasarkan fakta
2.     Bebas dari prasangka (tidak subyektif)
3.     Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas dan pemecahan masalah berdasarkan analisis yang logis)
4.     Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan)
5.     Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)
6.     Menggunakan teknikkuantifikasi (nominal, rangking, rating)

Ciri masalah penelitian yang baik :

1.     Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian.
2.     Masalah harus fisibel.
3.     Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti.

Daftar pustaka :

http://id.wikipedia.org/wiki/metode _ilmiah

http://aliyanuzul.wordpress.com/ipa-1/metode-ilmiah-dan-benda-benda-alam/inti/sifat-metode-ilmiah/ 

http://iyasyusuf.blogspot.com/2012/09/ciri-ciri-masalah-yang-baik-metode.html


TULISAN I

KONSEP PENALARAN ILMIAH DALAM KAITANYA DENGAN PENULISAN ILMIAH

PENALARAN

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia yang menghubungkan data/fakta yang ada sehingga memperoleh suatu simpulan. Fakta/data yang akan digunakan dalam penalaran itu boleh benar atau tidak. Kalimat pernyataan yang dapat digunakan sebagai data itu disebut proposisi. Berdasarkan sejumlah proposisi yang sudah diketahui, orang lain akan menyimpulkan sebuah proposisi baru yang belum diketahui sebelumnya. Proses inilah yang disebut menalar. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari proses penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran ilmiah mencangkup kedua proses penalaran itu.

Dalam penalaran proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut premis dan hasil kesimpulanya disebut dengan konklusi. Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Ciri-ciri penalaran :         
         
1.     Adanya suatu pola berpikir yang luas dapat disebut sebagai logika (penalaran merupakan suatu pola berpikir logis).

2.     Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Menurut tim balai pustaka istilah penalaran mengandung tiga pengertian diantaranya :

A.   Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
B.   Hal dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa perusahaan atau pengalaman.
C.   Proses mental dalam mengembangkan dan mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.

Pengertian penalaran Deduktif

          Penalaran Deduktif sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduktif atau deduksi adalah suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dalam penalaran deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta, yang perlu baginya adalah suatu proposisi umum dan suatu proposisi yang yang mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan proposisi umum tadi. Bila identifikasi dan proposisinya sudah benar, maka dapat diharapkan suatu kesimpulan yang benar.

Macam-macam penalaran deduktif, adalah :

1.     Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh :
Valde adalah seorang pecinta hewan.
Kucing adalah hewan.
Valde adalah pecinta kucing.

2.     Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Siswa teladan ialah siswa yang selalu mematuhi peraturan di sekola.
Sheila adalah siswi teladan.
Sheila tidak mungkin tidak mematuhi peraturan di sekola.

Pengertian penalaran Induktif

          Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk mencari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi.

Macam-macam penalaran Induktif, adalah :

1.     Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis individual yang diselidiki.

2.     Analogi adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.

3.     Hubungan kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).

PENALARAN ILMIAH 

Kemampuan menalarkan yang membedakan manusia dari binatang. Kemampuan menalar ini lah kekuatan manusia yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan. Binatang juga mempunyai pengetahuan tetapi hanya terbatas untuk bertahan hidup. Manusia mampu mengembangkan kemampuanya karena dua hal, yaitu yang pertama manusia mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dan mampu menyampaikan informasi atau pendapat.

Penulisan Ilmiah

Penulisan ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukanya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Dari pengertian tersebut, secara awal kita dapat mengenal salah satu cirri khas karya ilmiah adalah lewat bentuknya yaitu tertulis, baik dibuku, jurnal, majalah, surat kabar, maupun yang tesebar di internet, disamping cirri lain yang mesti dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.

Daftar pustaka :


http://aryonelmessi.wordpress.com/2011/02/24/penulisan-ilmiah-2/


TUGAS II

TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN MATERI METODE ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH

PENGERTIAN METODE ILMIAH

“Metode ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontol”.

Pelaksanaan metode ilmiah ini melalui tahap-tahap berikut :

1.     Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang dapat muncul karena adanya pengamatan dari suatu gejala-gejala yang ada di lingkungan.

2.     Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.

3.     Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.

4.     Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.

5.     Menganalisis data (hasil) percobaan untuk menghasilkan kesimpulan.

6.     Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini berdasarkan pada analisis data-data penelitian. Hasil penelitian dengan metode ini adalalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oloeh siapa saja akan memberikan hasil yang sama.

7.     Menguji keismpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.

TUJUAN MEMPELAJARI METODE ILMIAH

1.     Mengetahui tata cara penulisan ilmiah.
2.     Dapat menyusun fakta yang nyata dan data tersusun secara sistematis.
3.     Menambah wawasan dalam menggunakan teknik yang cepat dan tepat untuk digunakan dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah.
4.     Mengetahui bahasa yang digunakan pada tulisan ilmiah yaitu bahasa baku.

Metode ilmiah biasanya di dasari oleh sikap ilmiah, sikap ilmiah disini adalah :

“Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula”

Sikap-sikap ilmiah meliputi :

A.   Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang.
Contoh : Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.

B.   Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.
Contoh : Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempunyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.

C.   Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuanya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuanya sendiri.

D.   Tidak mencampuradukan fakta dengan pendapat. Contoh : Tinggi batang kacang di pot A pada umur 5 hari 2 cm, yang do pot B umur 5 hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.

E.    Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.

F.    Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal yang penting dan layak untuk diselidiki. Apabila mengahadapi suatu masalah yang baru mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksperimen.

G.   Sikap mengahargai kaya orang lain, tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.

H.   Sikap tekun, tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

Sumber :


http://nabella2326.blogspot.com/2012/06/metode-ilmiah.html